๐๐ž๐ซ๐ข๐ง๐ ๐š๐ญ๐š๐ง ๐–๐š๐ข๐ฌ๐š๐ค ๐Ÿ๐ŸŽ๐Ÿ๐Ÿ’, ๐–๐š๐ฅ๐ข ๐Š๐จ๐ญ๐š ๐‘๐ฎ๐๐ข: ๐‰๐š๐ ๐š ๐๐ž๐ซ๐ฌ๐š๐ญ๐ฎ๐š๐ง ๐๐š๐ฅ๐š๐ฆ ๐Š๐ž๐›๐ž๐ซ๐š๐ ๐š๐ฆ๐š๐ง

Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, mengajak umat Buddha di Batam untuk terus menjaga persatuan di tengah keberagaman agama dan suku.

Hal itu ditegaskan Wali Kota usai menghadiri perayaan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 Buddhis Era (BE) di halaman Maha Vihara Duta Meitreya, Sei Panas, Sabtu (8/6/2024) malam. Perayaan itu juga dihadiri Wakil Gubernur Kepri, Marlin Agustina.

โ€œMari bersama merawat harmoni dan kerukunan. Jagalah persatuan dalam keberagaman,โ€ katanya.

Hal itu juga selaras tema peringatan Hari Raya Tri Suci Waisak 2568 BE/2024, yakni Kesadaran Keberagaman Jalan Hidup Luhur, Harmonis dan Bahagia.

Rudi melanjutkan, tema peringatan Tri Suci Waisak 2568 BE memberi pesan bahwa perbedaan bukanlah sesuatu yang harus diperdebatkan dan dipertentangkan.

โ€œPerbedaan harus dipahami dan disadari sebagai keberagaman yang saling menguatkan satu sama lain dalam menapaki hidup luhur untuk mencapai tujuan kehidupan yang harmonis dan Bahagia,โ€ kata Rudi.

Untuk itu, ia mengajak umat Buddha menjadikan Waisak 2568 BE sebagai momentum merajut kembali kerukunan. Ia menegaskan, suasana rukun sangat penting demi percepatan pembangunan Batam. Ia memaparkan, saat ini Batam gencar membangun mulai dari bandara, pelabuhan, jalan raya, dan sejumlah infrastruktur lainnya.

โ€œSaatnya menjalin sinergi untuk bersama-sama memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan Batam,โ€ pesannya.

Untuk diketahui, Tri Suci Waisak ini memperingati tiga peristiwa penting yang dilalui Buddha Gautama, yakni Kelahiran Pangeran Sidharta, Pertapa Sidharta menjadi Buddha, dan Buddha Gautama Parinibbana (wafat).

Melalui Waisak, Umat Buddha dingatkan untuk selalu mengenang perjuangan Guru Agung Buddha Gautama dalam menemukan Dhamma Kebenaran Mulia yang membawa umat manusia mencapai kebahagiaan. Yaitu, kebenaran mulia atas adanya penderitaan, kebenaran mulia atas sebab penderitaan, kebenaran mulia atas jalan lenyapnya penderitaan, dan kebenaran mulia lenyapnya penderitaan.

DD